Makassar, Sulawesi Selatan – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui forum diskusi “Sulsel Talk” menggandeng berbagai pemangku kepentingan untuk menyusun langkah strategis menjaga pertumbuhan ekonomi daerah di tengah meningkatnya tensi Perang Dagang Global 2.0.
Forum ini diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan dan dihadiri oleh Sekretaris Daerah Sulsel, Kepala BI Sulsel, Kepala OJK Sulselbar, dan ekonom senior dari INDEF.
Dalam forum ini, dibahas dinamika ekonomi global dan nasional, isu-isu strategis daerah, serta proyeksi ekonomi Sulsel tahun 2025. Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Dr. Jufri Rahman, (tautan tidak tersedia), menekankan pentingnya forum ini sebagai ruang tukar gagasan untuk menghadapi tantangan ekonomi global.
“Perang dagang global berdampak pada fluktuasi harga komoditas, rantai pasok, dan akses pasar. Meskipun sebagian besar ekspor Sulsel ditujukan ke Jepang dan Tiongkok, perang dagang tetap perlu diantisipasi secara komprehensif,” ujarnya.
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 tercatat sebesar 4,87 persen, melambat dari kuartal sebelumnya. Namun, pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi sebesar 6,40 persen, dengan Sulsel sebagai kontributor utama.
Perekonomian Sulsel sendiri tumbuh 5,78 persen pada kuartal I-2025, meningkat dari 5,18 persen pada kuartal sebelumnya. Sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Sulsel.
Dengan demikian, Pemprov Sulsel berkomitmen menjaga stabilitas ekspor dan pertumbuhan ekonomi daerah di tengah tekanan global. Hasil diskusi dari forum ini diharapkan dapat menjadi bahan penting dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulsel 2025-2030.

